Kenapa Kamu Pacaran?

on Selasa, 03 Mei 2011
Rasanya jarak antar timing post di blog ini memang lumayan lama. Maklum lah, saya sendiri sudah jarang aktif di dunia blogging, jadinya cuma bisa senyum-senyum bego sendiri waktu liat blog ini. Anyway, meski rada lama, tapi diusahakan tetep nulis disini, soalnya nanti malah beneran kejadian seperti di tulisan saya sebelumnya yang Ketika Blog Hanya Menjadi Trendsetter. Dan ya, saya akui saya mulai terkena dampak sindrom tersebut.

Oke, kembali ke judul utama di post ini.

Kenapa Kamu Pacaran?

Mungkin jawabannya akan berbeda-beda untuk masing-masing individu. Ada yang menjawab "buat seru-seruan aja", ada yang bilang "biar gak bete sendirian terus", atau ada juga yang menanggapi dengan ketus "ga penting", dan bagi sebagian kaum agamis ada yang berpendapat "lebih baik langsung menikah daripada pacaran". Wow.

Mari sejenak ikuti saya menganalisis beberapa jawaban yang kira-kira muncul dari pertanyaan tersebut.




Batasan kasus pada kali ini mungkin hanya berlaku pada rentang umur remaja hingga menjelang dewasa yang layaknya jatuh cinta. Kenapa demikian? Karena saya sendiri belum mengalami masa-masa setelah itu, jadi belum tau rasanya menjadi orang dewasa itu seperti apa. Hehe.

Mayoritas remaja masa kini, terutama yang sedang dalam masa pubertas dan sedang dalam pendidikan sekolah menengah, tentu pernah merasakan bagaimana indahnya dimabuk cinta. Entah berawal darimana, konsep jatuh cinta itu saat ini dapat dialami oleh remaja masa kini. Berbeda sekali dengan masa-masa sebelumnya, ketika hal-hal tersebut sangat tabu untuk seorang pelajar tingkat menengah. Bagi kaum tersebut, orientasi berpacaran tentunya tidak sama dengan orang-orang yang tingkat pendidikannya lebih tinggi.

Anggap saja perbandingannya adalah sepasang kekasih yang masih berstatus SMU dibandingkan dengan sepasang kekasih yang sedang menempuh kuliah strata 1 tingkat 3. Tidak dapat dipungkiri, motivasi serta orientasi sepasang kekasih yang masih SMU tersebut adalah rasa penasaran akan lawan jenisnya masing-masing. Dan biasanya ditambah bumbu-bumbu ketertarikan akan bentuk fisik dari sang pujaan hatinya. Maka dari itu tidak heran jika saat ini banyak bertebaran video porno dari pelajar-pelajar yang seharusnya tidak mereka lakukan. Itu adalah akibat dari pemahaman yang salah tentang sebuah hubungan antara dua insan. Tujuan dari keduanya didalam menjalin hubungan masih belum jelas, sehingga terjadi pelampiasan nafsu diantara keduanya.

Berbeda ketika yang terjadi pada sepasang kekasih yang sedang menempuh kuliah. Sebagian besar dari mereka sudah memikirkan hubungan itu akan dibawa kemana nantinya. Tujuan akhir yang akan dicapai nantinya adalah bagaimana nantinya mereka akan memiliki komitmen untuk berkeluarga. Setiap individu memiliki tanggung jawab akan masa depannya masing-masing. Lalu disitulah tanggung jawab mereka untuk berkomitmen setia pada pasangannya. Karena keduanya sadar bahwa hubungan yang mereka jalani bukan lagi sekedar hubungan main-main seperti sebelumnya. Serta keputusan pasangan tersebut ketika menyatakan komitmen kepada pasangannya tidak lagi semudah sebelumnya, dan demikian pula ketika mengakhirinya. Semuanya bukanlah perkara mudah lagi seperti dulu, ketika sudah break-up lalu dapat dengan mudah mencari pasangan lainnya. Kini break-up merupakan masalah serius didalam menjalani tanggung jawab diri terhadap masa depan. Karena itu akan menjadi pertanyaan didalam diri sendiri "Hingga sampai sini sajakah komitmen kami berjalan?".
Meski tidak semua mahasiswa berpikir demikian, dan masih menggunakan pola pikir layaknya anak sekolahan seperti yang sudah dijelaskan diatas. Hal tersebut harusnya hanya menjadi bumbu penghangat di dalam suatu hubungan saja, dan bukannya menjadi main course atau tujuan utama untuk menjalankan hubungan.

Jadi pada intinya, kesimpulan yang dapat saya tarik dari semuanya adalah, berpacaran itu merupakan komitmen untuk menjaga. Menjaga tabiat dan kebiasaan pasangan, menjaga dari pengaruh luar yang buruk, serta menjaga agar sang pasangan tetap berada di "jalan" yang seharusnya. Sehingga dari komitmen itu nantinya akan terbentuk perasaan saling membutuhkan diantara keduanya. Butuh untuk saling menjaga, butuh kasih sayang, serta butuh kehadirannya dalam suka maupun duka. Sifat itu akan tumbuh dengan sendirinya ketika kita sudah sadar bahwa menjalin hubungan itu bukanlah sebuah mainan.
Karena perasaan itu bukan untuk dipermainkan.


Berbeda dengan miskonsepsi yang ada pada pelajar-pelajar tingkat menengah saat ini, yang berpacaran adalah dengan tujuan untuk "merubah" bukan "menjaga". Yang biasanya cenderung merubah ke arah yang lebih untuk unjuk gigi kepada teman-temannya bahwa pasangan mereka paling "wah".

Kini saya mengerti mengapa salah satu guru semasa SMU dulu pernah mengatakan "pacarannya jangan sekarang, nanti saja kalau sudah semester 5".

Memang itu bukan sebuah larangan, serta tidak ada larangan bagi anda-anda sekalian yang masih berstatus pelajar SMU atau dibawahnya untuk berpacaran. Tetapi akan jauh lebih bermanfaat jika masa-masa indah itu lebih banyak digunakan untuk menjalin hubungan dengan teman sebanyak mungkin. Dan tidak dihabiskan pada satu orang saja. Karena pada saat itu belum terlalu urgent untuk memikirkan masa depan.
Perjalanan masih panjang, maka nikmatilah langkah tiap langkahmu agar tidak dirasa terlalu berat kedepannya.

Sekian dulu saja analisis saya kali ini. Mungkin cenderung terkesan menye-menye, tapi tak apalah, karena saya juga berusaha menjawab pertanyaan ini sejak dulu. Akhirnya terjawab sudah tanda tanya besar yang bersarang di otak saya ini. Daripada galau terus, kan tidak baik juga. Malah jadi tidak produktif nantinya... ^^

Seperti biasa, mohon maaf jika tulisan ini tidak sependapat dengan opini dan argumen anda. Karena tulisan ini hanyalah berasal dari opini seorang Dorapong dengan segala kekurangannya yang ada.

Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat.

Copyright © Dorapong


Baca Selengkapnya.

Nikmatnya Sakit

on Sabtu, 18 Desember 2010
Akhirnya, setelah sekian lama vakum dari dunia blogging dari kesibukan yang melanda belakangan, saya menyempatkan diri untuk memposting artikel ini. Mungkin tulisan saya kali ini tidak semantap post-post sebelumnya, karena sudah lama tidak menulis seperti ini lagi. Jadi mohon maaf, jika postnya kurang enak dibaca. :)

Akhir-akhir ini cuaca sulit sekali untuk diprediksi. Cuaca terkadang panas atau bahkan hujan lebat, dan semuanya terjadi dalam satu hari. Atau bahkan mendung sedari pagi, tetapi tidak kunjung turun hujan. Luar biasa memang.





Dan kesibukan saya yang menuntut untuk sering bepergian dengan kendaraan bermotor roda dua, mengharuskan untuk menerjang segala macam cuaca apapun yang terjadi karena itu satu-satunya kendaraan yang saya miliki. Otomatis, tubuh saya yang mudah sekali terserang penyakit sudah barang tentu akan terserang sistem kekebalan tubuhnya karena dihajar terus-terusan oleh panas dan hujan. Tapi apa boleh buat, karena status saya masih mahasiswa mau tidak mau, suka tidak suka, harus tetap menjalankan rutinitas sebagaimana mestinya seorang mahasiswa yaitu kuliah, praktikum, dan sebagainya.

Ditengah-tengah padatnya rutinitas, tentu sakit merupakan hal yang paling tidak diinginkan. Namun jika sudah terjadi, tentu hanya bisa merelakannya tanpa harus menyalahkan siapapun atau apapun yang sudah terjadi.Banyak orang mengeluh akan kejadian ini, padahal seharusnya kita semua mensyukurinya.

Kenapa harus disyukuri?

Karena, Tuhan masih sayang terhadap kita. Kita sudah diberi petunjuk oleh-Nya sampai batas mana tubuh kita ini dapat diporsir. Coba bayangkan, jika kita tidak diberi petunjuk sampai seberapakah limit tubuh kita ini, tentu akan ada banyak sekali organ-organ tubuh yang sudah tidak berfungsi seperti seharusnya, layaknya besi usang karatan yang sudah tidak dapat terpakai lagi.

Selain itu, kita jadi lebih waspada di dalam merawat diri. Tentu setelah kejadian ini, sifat-sifat yang malas merawat diri, dan menjaga kebersihan yang sebelumnya melekat erat, sedikit demi sedikit akan meluntur. Terutama jika kita hidup sendiri di tanah rantau, akan sangat jelas terasa jika masih ada sifat-sifat jelek tersebut.

Lalu berikutnya yang harus disyukuri adalah karena kita "hanya" diberikan sakit yang belum seberapa jika dibandingkan penyakit-penyakit mengerikan lainnya yang sampai ke organ-organ bagian dalam yang sifatnya sudah fatal. Maka dari itu kita harus mensyukurinya karena Tuhan tidak memberikan penyakit yang mengerikan itu terhadap kita. Namun jika kita terserang penyakit ganas itu, mungkin Tuhan memiliki rencana lain dibalik semua kesakitan yang kita alami tersebut.

Dan pastinya akan ada hikmah dibalik semua kejadian yang sudah kita alami. :)



Copyright © Dorapong

Baca Selengkapnya.

Syukurilah Hidupmu

on Selasa, 22 Desember 2009


"Sekarang sumber air sudekat...
Beta sonde pernah terlambat lagi...
Lebih mudah bantu mamak ambil air untuk mandi adik...

Karena mudah ambil air, katong bisa hidup sehat...
Bapak ikut urus dong bapak desa...
"

Cuplikan video di atas tentu sudah tidak asing lagi bagi anda. Dengan logat khas Nusa Tenggara Timur, bocah SD yang berada pada iklan sebuah merk dagang air minum itu bercerita tentang bagaimana senangnya ia, keluarganya, dan teman-temannya ketika air bersih telah menjamah desanya.

Baru-baru ini di televisi swasta Indonesia, ditayangkan 'seri' lanjutan dari iklan tersebut. Oke, kali ini yang akan saya analisis bukan iklannya, melainkan isi dari iklan tersebut.

Jika pada video diatas, kita merasa cukup geli, tidak demikian pada iklan yang ditayangkan baru-baru ini. Di dalam iklan terbaru nya, seorang bocah SD (lagi) mengatakan hal yang sama seperti video diatas, namun tanpa logat yang berlebihan sehingga makna dari perkataan itu dapat ditangkap. Gadis cilik itu benar-benar membuat hati terenyuh.

Berbeda sekali dengan adegan tiruan yang dilakukan bocah SMP berikut ini.







Hahaha, harusnya anak itu jadi model buat iklan selanjutnya, sayang pihak media tidak melihat 'bakat terpendamnya'. ^^v

Kembali lagi, tentang iklan terbarunya yang membuat hati terenyuh. Bagaimana tidak ? Ia tampak begitu bahagia, tanpa ekspresi yang dibuat-buat (menurut saya begitu) karena air bersih dapat tersedia di desanya yang sulit terjangkau. 'Terima kasih kakak, bapak, amak', kalimat itu benar-benar meluluhkan hati saya, bagaimana ia mengucapkan kata itu begitu tulus. Jika itu buatan, maka iklan itu benar-benar sampai ke tujuan, tapi jika itu bukan buatan sungguh mulia nya dia.

Oke, kali ini benar-benar akan saya stop bahas iklan tersebut. Kembali ke pokok permasalahan utama dimana susahnya mendapatkan air bersih di Nusa Tenggara Timur. Sedangkan kita, yang notabene hidup di tempat yang sebagian besar berkecukupan, air bersih dapat kita dapatkan dengan mudah. Kondisi ini berbeda sekali dengan mereka yang nampak sulit untuk mencari air bersih.

Itu tadi hanya contoh sederhana, antara yang mampu mendapatkan air bersih dan tidak. Banyak lagi contoh lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Baik itu kelebihan maupun kekurangan, yang sudah jelas bahwa masing-masing individu memiliki perbedaan.

Bisa kita lihat diluar sana banyak yang tidak dapat hidup serba berkecukupan seperti kita. Atau malah kita yang selalu merasa kurang? Jawabannya adalah pada cara pola pandang kita terhadap situasi. Apabila kita selalu melihat ke atas, sudah barang tentu kita akan selalu merasa kurang, tapi cobalah lihat ke bawah, bagaimana beruntungnya kita dibandingkan orang yang lain.

Tetapi yang untuk diperhatikan, kita memandang ke bawah bukan bermaksud untuk menjelek-jelekkan mereka, melainkan untuk meng-introspeksi diri bahwa tidak semua orang dapat hidup seberuntung kita. Dan selalu berpegang teguh pada peribahasa, di atas langit masih ada langit. Yang artinya tak akan ada gunanya jika kita terus memandang ke atas, karena akan selalu ada yang lebih diatas. Akan jauh lebih berguna jika kita memandang ke bawah.

Jadi, dengan melakukan hal tersebut, kita mengerti seberapa banyak anugerah yang telah diberikan kepada kita semua dalam hidup ini. Tidak hanya menuntut terus-terusan kepada Tuhan sang pencipta, melainkan bagaimana mensyukuri apa yang sudah kita dapatkan saat ini. Dengan mensyukuri nikmat yang sudah ada, niscaya perlahan tapi pasti kita akan mendapatkan manfaat yang lebih lagi dari yang sudah ada jika dilakukan dengan tulus dan ikhlas.

Mulai sekarang, berhentilah mengeluh tentang bagaimana hidup anda yang dirasa selalu kurang. Dan cobalah untuk berfikir bahwa kita sudah mendapatkan banyak anugerah yang tak terkira, namun kita hanya belum sadar dan merenunginya. Kelak anda akan merasakan betapa luar biasanya hidup anda selama ini.

Copyright © Dorapong


Baca Selengkapnya.

How People Can Affect Others (Representated by Andrew "mimin" KasKus and Raditya Dika)

on Minggu, 20 Desember 2009

Siapa yang tidak tahu founder forum indonesia terbesar saat ini, kaskus.us? Apalagi blogger yang telah menghasilkan buku dari blog pribadi nya sendiri.

Yak, kedua orang tersebut adalah Andrew Darwis sebagai Founder situs forum Indonesia terbesar sekarang, KASKUS.US, dan Raditya Dika yang notabene adalah seorang penulis sekaligus blogger yang cukup sukses saat ini.

Tepuk tangan peserta di dalam ruang pertemuan University Club Universitas Gadjah Mada (UC UGM) membahana di sela-sela kegiatan civitas akademika. Hari itu, 19 Desember 2009, merupakan hari dimana tepat diadakannya seminar bertajuk "Ngaskus bareng Andrew Darwis dan Go Blog with Raditya Dika".



Pada sesi pertama, pembicara yang pertama kali dihadirkan adalah dari pihak KASKUS.US.
Peserta seminar yang sebagian besar merupakan anggota dari forum tersebut (kaskuser, red.) tampak begitu antusias mengikuti jalannya acara. Pertanyaan demi pertanyaan terlontar dari sang moderator kepada Andrew Darwis dan Ken Dean Lawadinata selaku CEO dari kaskus.



Kemudian pada sesi kedua, narasumber diisi oleh blogger yang namanya telah cukup dikenal masyarakat luas ini yaitu Raditya Dika. Sesi kedua ini tidak kalah meriahnya dengan sesi pertama oleh Andrew. Radit membawakan acara sesi ini dengan melakukan pertunjukkan stand-up comedy kepada para penggemar setianya.



Dari kedua sesi tersebut, terdapat perbedaan mendasar sekaligus kesamaan-kesamaan diantara keduanya. Perbedaan yang cukup mencolok adalah, bagaimana mereka (Andrew dan Radit) membawakan image kepada khalayak ramai. Jika Radit tampak begitu artikulatif sekali di dalam penyampaian materinya, tidak demikian dengan Andrew, yang senantiasa tampak cool di dalam menjawab pertanyaan. Akan tetapi meskipun mereka punya style yang berbeda, keduanya memiliki suatu kesamaan, yaitu bagaimana mereka mempengaruhi penontonnya.

Andrew dapat menyihir khalayak dengan situs nya yaitu kaskus.us, dan Radit dengan blog-nya sendiri di radityadika.com. Setiap orang yang tahu kaskus, sudah barang tentu mengenal Andrew yang akrab disapa "mimin" yang merupakan panggilan akrab dari seorang Administrator. Lalu bagi para blogger masa kini, tentu sudah mengenal nama Raditya Dika (Kambing Jantan) yang telah dikenal sebagai public figure remaja masa kini.

Dengan karya-karya mereka di jagad maya ini lah mereka dapat mengekspresikan apapun yang ada. Tetapi dengan cara yang berbeda, jika Andrew dengan menyediakan forum untuk bertemu dengan orang lain, Radit dengan tulisan-tulisan yang merupakan hasil cerminan sosial kehidupannya sehari-hari.

Walaupun begitu, antusias masing-masing penggemarnya luar biasa. Ini menunjukkan keduanya mempunyai daya tariknya masing-masing. Di balik kesuksesannya itu, mereka sebenarnya berangkat dari nol.

Contohnya saja, untuk membentuk forum kaskus, tadinya hanya merupakan proyek studi kampus. Dan kambingjantan itu tadinya hanyalah cerita sederhana yang diangkat dari kehidupan sehari-hari seorang Raditya Dika.

Jadi pada intinya, bagaimana cara mereka mempengaruhi orang lain adalah melalui karya-karyanya yang dibangun dari kerja keras mereka sendiri. Dan juga mendapat pengakuan dari khalayak ramai sebagai bayaran kerja keras mereka adalah suatu kepuasan tersendiri di dalam menjalaninya.

Go Forum! Go Blog! Go Indonesia!

Copyright © Dorapong

Baca Selengkapnya.

Kenapa Harus Belajar ke Sekolah ?

on Sabtu, 28 November 2009

Bagi kebanyakan orang tua zaman sekarang, bersekolah merupakan rutinitas yang harus dijalani oleh anak-anak mereka masing-masing.

Selama orang tua tersebut masih sanggup membiayai anaknya untuk bersekolah tentu saja apapun dilakukan dengan harapan sang anak nantinya dapat menjadi seseorang yang berguna bagi kehidupan manusia nantinya kelak. Akan tetapi disini saya akan menelaah apa saja pentingnya dan tidak pentingnya bersekolah.


Sebagai contoh, ABG yang umurnya kurang dari 18 tahun atau bahkan lainnya, tentu pernah merasakan suatu titik jenuh dimana mereka enggan lagi untuk bersekolah.Mereka akan merasakan kepenatan tersendiri untuk mempelajari bahan-bahan yang diberikan oleh gurunya. Terutama pelajaran-pelajaran di Sekolah Menengah yang seringkali dianggap "racun" bagi mereka, seperti Fisika, Kimia, atau bahkan Matematika dengan segala macam rumus-rumus yang ada. Terlebih lagi adanya ujian nasional yang harus dihadapi seluruh pelajar di Indonesia pada umumnya. Belajar merupakan hal yang mau tidak mau, suka tidak suka harus dilakukan secara terus menerus bagi mereka (pelajar, red) tapi juga merupakan sebagai musuh terbesar mereka.

Jika benar belajar merupakan musuh bagi mereka, lalu kenapa mereka tetap konsisten di dalam menjalaninya. Untuk mengetahui hal tersebut ada baiknya kita telisik dahulu penjabaran berikut. Pelajar pada umumnya terbagi menjadi beberapa kategori. Kategori pertama adalah pelajar yang bertipe rajin dan selalu berusaha untuk mengerti setiap materi yang diberikan di sekolahnya. Pelajar yang bertipe seperti ini akan selalu mencintai pelajaran-pelajarannya walaupun mereka mengeluh sekalipun. Anda tentu pernah melihat teman semasa sekolah yang mengatakan bahwa ia tidak bisa mengerjakan soal ujian nya, akan tetapi begitu nilai ujian tersebut diumumkan, nilai nya ternyata hampir mendekati nilai sempurna. Suck!

Lalu kategori selanjutnya adalah pelajar yang bertipe senang bermain tetapi nilai akademis nya termasuk ke dalam tingkatan yang cukup tinggi di kelasnya. Pelajar seperti ini biasanya merupakan tipe-tipe manusia yang menpunyai cukup keberuntungan di dalam hidupnya. Siapa tahu, saat sedang bermain ternyata ia mendapat ilham dari yang maha kuasa, atau bahkan "ilham" itu didapat sewaktu ujian... Only God and s/he knows.

Lalu kategori pelajar yang lain adalah tipe-tipe yang malas belajar, lalu tidak pernah mendapatkan nilai bagus saat ia bersekolah. Sudah malas, tidak ada usaha pula. Mau jadi apa negara kita ini nantinya.



Dari ketiga kategori yang disebutkan diatas, mungkin salah satunya adalah diri kita saat itu. Entah bagi yang sudah bekerja akan teringat masa SMA nya, atau bahkan yang sedang bersekolah merasa bahwa itu dirinya.

Kembali ke topik utama, dari keseluruhan semuanya memiliki cara yang berbeda di dalam menjalani kehidupan akademik nya. Namun dari semua itu, ada satu hal yang merupakan kesamaan mendasar yang dimiliki oleh mereka semua dan seluruh pelajar-pelajar yang ada di Indonesia. Satu hal penting itu adalah bagaimana belajar cara untuk belajar. Meskipun sepele, namun hal itu merupakan hal mendasar dari yang paling dasar. Dengan memahami konsep itu seutuhnya jiwa pelajar yang sesungguhnya akan tertanam di benak masing-masing meskipun tidak semua orang menyadarinya.

Misal saja, seseorang yang melakukan tindak kejahatan seperti pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, dan lainnya, itu biasanya pelakunya adalah orang-orang yang tidak bersekolah. Jadi mereka tidak tahu apa itu tata-krama dan berbagai hal lainnya yang bisa didapat dari bersekolah.

Semakin tinggi tingkat akademik juga menentukan tuntutan di dalam diri seseorang di dalam menjalani kehidupan. Bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, sampai di sekolah menengah saja sebenarnya sudah memiliki bekal yang cukup untuk bekerja. Akan tetapi bagi yang mampu mengenyam pendidikan tingkat tinggi yang dicari bukanlah bekal lagi. Namun lebih kepada sikap dan mental kita untuk mengahadapi saat-saat apapun, baik itu momen genting, ataupun momen-momen lainnya. Kedewasaan lebih dituntut agar di dalam menghadapi dunia kerja nantinya mental kita dapat dikuasai dan dikontrol secara sepenuhnya dan tidak terombang-ambing oleh arus global masa kini.

Jadi jika anda kuliah untuk mencari nilai, berarti anda salah besar. Yang dicari bukanlah Indeks Prestasi 3 keatas, melainkan soft skill dalam dunia kerja dan kehidupan yang begitu luas. Indeks Prestasi hanyalah kumpulan angka-angka representatif untuk menyatakan kita lulus atau tidak. Sedangkan hasil tempaan diri kita itu jauh lebih besar nilainya jika kita berhasil mencapainya.

Jadi sekali lagi saya tekankan, pentingnya belajar di sekolah tingkat dasar dan menengah adalah semangat untuk mengerti arti kehidupan. Sedangkan tingkat sarjana, terutama sarjana strata tingkat 1, yang harus diraih adalah penempaan sikap dan mental untuk kehidupan yang lebih nyata nantinya.

Hidup Mahasiswa !

Originally © written by Dorapong
Please include this disclaimer if you want to copy it.

Baca Selengkapnya.

ALAY...?

on Minggu, 22 November 2009
Alay...?

apa itu? semacam makanan? atau merk pakaian terbaru dari prancis?
Nampaknya bukan demikian, untuk mengetahui apa alay itu mari kita analisis bersama dorapong...



Alay yang merupakan singkatan dari Anak Layangan adalah kata yang kerap kali diucapkan remaja zaman sekarang ketika melihat seseorang yang berpenampilan norak atau kampungan menurut mereka.

Kenapa harus disebut alay?

Karena konon katanya, anak-anak yang suka bermain layangan adalah anak-anak yang berasal dari kampung. Hal ini di analogikan dengan banyaknya ABG zaman sekarang yang berpenampilan berlebihan atau lebih tepatnya norak. Pada umumnya ABG-ABG yang seperti itu adalah anak kampung yang mencoba untuk beradaptasi pada kehidupan kota yang penuh dengan bermacam-macam style. Sehingga mereka yang menganggap ABG kampung ini lebih suka mengatainya dengan hardikan "Alay...!".



Contoh ALAY dalam karikatur Benny and Mice : 100 Tokoh Jakarta

Akan tetapi, definisi alay sekarang tidak berhenti sampai disitu saja. Predikat alay juga dapat diberikan kepada seseorang yang kerap kali mengubah-ubah gaya tulisan pada layanan pesan singkat ataupun dunia maya. Misalnya mengkombinasikan kata-kata dengan huruf caps, angka, dan huruf biasa ataupun menyingkat kata-kata secara berlebihan. Anda bisa mencobanya pada situs penerjemah bahasa yang normal menjadi bahasa 4laY.

Misalnya saja "aku ini alay yang luar biasa imut" menjadi "aku 1n1 al4y y4n6 lu4r BI454 1mUt". Ini sudah pasti bisa bikin sakit mata si pembaca sekaligus bingung dengan "kreatifitas" yang luar biasa dari si pengirim pesan. Bukannya semakin bagus, malah mempersulit membaca pesan yang disampaikan darinya.

"Si Alay" mengganggap hal ini merupakan hal yang biasa dan lumrah bagi mereka, karena menurut opini mereka, ini lah yang mereka anggap sebagai lifestyle anak seumurannya. Jadi hal-hal tersebut dilakukannya tanpa mengetahui bahwa "kekejian" itu terus menerus mendera orang di sekitarnya yang berhubungan dengannya terutama melalui layanan pesan singkat ataupun situs jejaring sosial dan berbagai layanan koneksi lainnya yang menggunakan fasilitas tulis-menulis.


Selain dari yang disebutkan diatas, masih banyak lagi definisi alay lainnya yang belum terungkap disini, maka dari itu nantikan posting berikutnya bersama analisis dorapong hanya di http://dorapong.blogspot.com

Tulisan ini tidak ada maksud untuk menyudutkan anak-anak kampung sebagai biang keladi ataupun menjelek-jelekkan mereka sebagai anak yang berasal dari kampung. Tulisan ini hanya mendeskripsikan opini jaman sekarang tentang alayisme.. Jadi tidak ada offence sama sekali didalamnya. Apalagi unsur SARA.

Copyright © Dorapong
Baca Selengkapnya.

Karakter Seseorang Berdasarkan Tema Background

on Jumat, 20 November 2009
Karakter seseorang dapat ditentukan dari suatu Tema Background seseorang. Kenapa bisa demikian? Mari kita baca analisis Dorapong dalam kasus ini.

Hal ini dapat dijelaskan ketika kita mengunjungi blog seseorang di jagad maya yang luas ini. Ketika kita berkunjung ke blog nya, maka kita akan ditampilkan berbagai macam style yang beragam bentuknya, entah itu widget yang berkilauan (tring! tring!) ataupun blog yang simple namun memiliki seni artistik didalamnya. Ini dapat kita analisis menurut warna dominan yang digunakan sang blogger di dalamnya.

Biar gampang, maka saya analisis dari warna yang paling banyak digunakan blogger pada umumnya, yaitu warna-warna gelap semisal hitam. Pilihan warna yang cenderung gelap, biasanya mencirikan bahwa sifat atau karakter seseorang didalamnya cenderung penyendiri dan pemalu. Selain itu bisa jadi karakternya adalah seorang yang berjiwa santai, dan dengan pembawaan yang seminimal mungkin. Bila tema nya adalah dominan hitam namun dengan kombinasi warna-warna cerah seperti merah, kuning, magenta, cyan, atau lainnya. Berarti dia adalah tipe-tipe orang berada dalam kesendirian akan tetapi butuh orang lain untuk membuatnya ceria. Yah, pokoknya orang yang jarang terjadi euphoria terhadap dirinya, namun sekalinya terjadi biasanya efeknya akan dramatis sekali. Tipe-tipe blogger seperti ini sebagian besar biasanya sulit mendapatkan ide untuk menuangkan tulisan-tulisan mautnya kedalam dunia blog. Sehingga untuk menulis satu draft saja bisa makan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan lamanya. Tipe orang yang konsisten dalam blogging namun sukar menuangkan ide-ide briliannya. Tetapi begitu draft-nya di publish ke dalam blog, biasanya hasilnya cukup bagus untuk jangka waktu yang demikian lamanya.

Kemudian untuk dominan warna-warna terang. Pemilihan warna cerah seperti ini biasanya mengindikasikan bahwa sang empunya, adalah orang yang cukup ceria di lingkungannya. Dia mampu mengekspresikan dirinya semaksimal mungkin di depan audience, ataupun terhadap pembacanya. Tipe-tipe orang seperti ini biasanya mudah sekali dalam menghasilkan draft-draft baru tiap harinya. Dalam kurun waktu seminggu, bisa jadi jumlah draft-nya dapat menyamai jumlah berita yang tersedia di layanan berita online. Untuk sebagian besar pengguna tema berwarna cerah ini biasanya adalah remaja putri yang sedang blogging untuk curhat-curhat atau sekedar menulis apa saja di dalam blog nya. Sehingga secara keseluruhan isi blog dapat dikatakan sebagai blog curhat.


Dari analisis diatas tidak keseluruhan dapat dibenarkan, karena itu hanya pengalaman pribadi Dorapong yang kemudian dianalisis secara amatiran. Saya sendiri tadinya adalah tipe-tipe yang lebih suka menggunakan warna gelap dan hampir tidak pernah menggunakan warna cerah sebelumnya. Akan tetapi akan saya coba untuk mengubah pandangan saya diatas, apakah dapat berhasil atau tidak.

Bagi anda yang membaca tulisan ini tetapi merasa tidak seperti hal-hal yang saya sebutkan diatas, saya mohon maaf. Sekali lagi ini hanya analisis amatiran dari blogger yang mencoba untuk menuangkan ide anehnya. Dan jika anda merasa itu bukan diri anda, silahkan berikan komentar terhadap post ini.

Terima Kasih telah membaca... :)

Adieu~...

Baca Selengkapnya.